education, music, healthy, and history

Minggu, 31 Desember 2017

senja


antara hujan dan rindu, yang mengulang tanda sendu
entah apa yang dirasa, entah apa yang puan rasa rindu
aku tak khayal menikmati waktu, terkubur dalam sembilu
enyah dalam kata kau, termaki oleh kata rindu

tepat kini, diantara purnama senja menanti
kilatan dan hantaman suara, ku tak bisa melepas rasa
tepat antara persimpangan berita, lelah dirasa puan pun tak mengerti
kini hanya ada kata negatif, tak lebih dari tubuh penampung kata sedih

seandainya saja, waktu tak selalu memilah kata
daku pun tak ingin merasa dalam jejak sajak dalam cinta
kembali ke senja kepagi, boleh kita bersama sejenak?
menikmati rima dalam notasi nostalgia

kini senja, setiap jengkal jarak nadanya
mengutarakan jejak emosi yang memeluk indah
meringkuk diatas dalamnya pusat kesadaran
memendam beribu jeritan wajah penuh kepalsuan belaka

oh senja, bolehkah ku dekap rona merah di wajah indahmu
melepas beban dalam sudut emosi , memeluk dirinya 
ingin rasa menikmati hujan, menikmati dengan ketidaksadaran wadah
meminjam hati, memebedah diri, menjadi angin

senja, senja, oh senja
hangat kemilau dalam guratan malam
memaksa diri untuk tetap duduk terpana diam
merilekskan semua, dengan apa yang dikatakan dengan nada sumbang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar