education, music, healthy, and history

Jumat, 27 April 2018

Makna lagu Tsuioku - Waggaki

halo semua, kali ini gua mau bahas tentang lagu dari salah satu band jepang yaitu Wagakki. Judul lagunya Tsuioku yang artinya Kenangan. Sedikit info, wagakki merupakan salah satu dari band jepang yang sangat unik. Mereka memadukan antara instrumen tradisional dengan modern. Nuansa tradisional jepang sangat kental terasa ketika mendengarkan lagu tersebut. Menurut gua band ini ngak ada salahnya untuk dicoba dengar. Berikut adalah lirik lagunya, gua ambil lirik versi romajinya aja biar ngak ribet hehe

Kaze kaoru namiki no naka o kakeru yō na 
omoide no hitotsuhitotsu o 
boku wa hiroiatsume te iru 

me o toji te iki o suikomu 
fukaku, nagaku 
tsuioku no mukō gawa e 
boku wa sora o aogu 

kimi wa mō koko ni wa i nai to 
honto wa shitte i te 
dakedo, nē mōsukoshi dake 
omoide ni hitarase te 

hō o tsutau namida ochi te hikaru 

nē, dare mo kare mo kodoku no naka de 
kyō mo iki o hai te 
kizutsuke atte, nagusame atte 
atatameai masho u 
ima mo hitomi no oku ni yakitsui ta mama 
mada hanare nai no 
ryōte de fusai de, ōi kakushi te 
wasureru hi ga kuru kara 

komorebi ga sasu kōen ni suwarikon de 
kimi no i nai hidarigawa ni fui ni kaze ga fui ta 

itsumo muri shi te waratte i ta 
ano hi no yokogao ya 
ame no hi ni namida o kakushi ta 
ano hi no yokogao ga 

hidoku mune o shimetsuke te wa 
kurushiku te, kurushiku te, 
mabuta toji ta 

nē, kimi wa itsumo kodoku no naka de 
zenbu shira nai furi 
boku o mamotte, kizutsuke rare te 
waratte i ta n daro u 
tagai o mitomeatte wakariae te ta 
sonna katte na koto 
shitta ki ni natte, katte ni iki te 
kurushime te tatte ima, omou n da 

toki wa ima mo nagare boku wa kimi o omou 
taisetsu sa o tsutae takatta 

nē, kimi wa itsuka doko ka 
dare ka o kitto suki ni natte 
otona ni natte, tanin ni natte 
usure te iku daro u 
boku wa mōsukoshi kimi o wasureru no ni wa 
mada kakari sō de 
aikawarazu no aiso warai de 
gomakashi te bakari nan da 

nē, dare mo kare mo kodoku no naka de 
kyō mo iki o hai te 
kizutsuke atte, nagusame atte 
atatameai masho u 
ima mo hitomi no oku ni yakitsui ta mama 
mada hanare nai no 
ryōte de fusai de, ōi kakushi te 
wasureru hi ga kuru kara"


Lagu ini menurut gua sangat bagus baik dari segi musik instrumennya maupun dalam segi liriknya. Lagu ini menceritakan tentang sebuah kenangan yang kita miliki bersama seseorang. Ketika orang tersebut mengingat kenangan yang dia alami bersama doi tercinta. Sebelum mereka memutuskan untuk berpisah karena alasan tertentu mungkin bisa beda komitmen ataupun orang ke-3 ( ditikung maksudnya hehe).

Dia mengingat setiap detil kenangan tersebut ketika dia berada di tempat tersebut, seperti flashback memorinya. Perasaan rindu, sedih, rasa sayang bercampur dengan hebatnya. bagaimana tidak, perasaan itu tidak bisa dibohongi. Bila kita mengucapkan "ikhlas" melepaskannya belum tentu hati kecil kita begitu. Kita tak dapat membohongi hal itu. Ditambah intrumennya yang membuat galau menambah kekuatan dari lagu tersebut. Pertama kali gua dengerin rasanya ada sesuatu yang membuat perasaan sedih keluar, dan menguasai pikiran gue. Kenangan akan tersimpan disuatu tempat, ketika kita berada disana pasti memori tersebut akan keluar mengoyak luka yang telah lama hilang.

ketika kita tau bahwa dia akan menemui pilihannya, kita bisa saja dilupakan. Dia bahagia dengan pilihannya, sedangkan kita hanya bisa mengikhlaskan walaupun berat. Air mata yang keluar mengobati rindu yang tak bertuan itu, mengalir disetiap memori yang ada. Sepertinya penulis mencoba menyampaikannya pada lagu tersebut. mungkin itulah makna yang dapat gue tangkep dari lagu tersebut. silahkan memaknai sendiri apa yang disampaikan penulis lagu tersebut hehe. Dibawah ini ada video liriknya, soalnya susah nyari MV nya hehe.

Senin, 23 April 2018

tuan kelana

senandung jiwa pengelana
datang dan pergi ditengah prahara
memanjatkan doa lewat rasa
menghirup oksigen dalam relung kecilnya

berkelana, menantan rasi bintang
menuntut semua yang membuat ia gundah
mencari setiap rasa ditengah lebatnya hutan aksara
menepi ditengah padang rumput gersang

sang pengalan, bolehkah hamba bersamamu?
menapaki jejak tiap jejak para pemburu rasa
disetiap karsa kuasa serta ingatannya
tentang bumi yang tak lagi memuda

antara rasi bintang dan kota
kita tersesat didalam kata bimbang
menenggelamkan diri di telaga kecewa
menyeret karat kedalam hati baja

pengelana tetap pengelana
menjelajahi ruang hampa, menduduki getirnya romansa
membuang rasa, mendapatkan masa
demi ilmu pengetahuan, semua terasa indah kala dia menduduki puncak kuasa

disetiap ladang gersang, ada cerita antara tanah dan rembulan
menceritakan tentang dia yang ingin melayang
menduduki singgasana raja
bersembunyi ditengah rasa prahara

andai kau tau tuan, ada hati yang tersakiti kini
menanggung beban yang kau tinggalkan
berteman dengan kekecewaan, seatap dengan kebencian
mengutuk setiap tindak tandukmu, hanya menyeret ketiadaan yang tak nyata

hanya pengelana, pengelana yang lupa jalan pulang
tersesat ditengah kebimbangan semesta
tertidur dibawah atap semesta, berlantaikan bumi yang tak berkuasa
ditengah riuh buih dilautan, biarkan semuanya terlarung diluasnya samudra

memecahkan kebuntuan, meniadakan emosi jiwa
menjadi sang penerbang yang lupa akan rumah
menjadi ilalang yang menetap disisi singgana tuanya
dan pengelana, semoga jasadmu tak seperih rasamu

Minggu, 22 April 2018

kau

kau datang diantara pekat sepi,,
mengutarakan nada dengan kata
mengutarakan rasa dengan cerita
pekat hitampun terasa seperti benalu

melangkahpun kau pun tak tau, merontapun jiwa yang bersimpuh
menanggung ribuan buih rindu yang menyatu dengan ragu
menyentak ironi dalam mimpi
menyentak nada, dan kau melukis luka


dan kau, seperti bunga ditengah ladang tandus
indah namun menyiksa karsa mata
menyeret pengelana yang terluka
memetik dan terluka oleh duri tajam yang mengoyak luka

entah berapa lama, senyawa itu menggelitikku
mengucap namamu di setiap tawa ataupun rindu
seperti hujan yang merindukan bumi, seperti bulan yang merindukan mentari
aku dan kau, semuanya terasa seperti nostalgia


dan bila kau datang, jangan kau bawa sebuah luka
jangan kau bawa sebuah tawa, jangan kau usik sebuah rindu yang terluka
biarkan dia, tertatih dan mati dalam imajinya
terbenam dalam sunyinya telaga kuasa


biarkan kebisingan menimbun rsa
menyembunyikanku dalam fatamorgana
biarkan setiap inci selku merekayasa
melupakan setiap sentuhan, melupakan setiap memori yang tertanam

kau, jangan kau datang
biarkan aku terlelap, jangan kau bangunkan jiwa renta
bila kau datang, bolehkah aku meminta?
titipkan jasadku rasaku kepada sang hujan

Sabtu, 21 April 2018

sang pengelana

pagi itu sperti biasa, nyanyian biduan pagi mulai bergema. antara senandung dan tarian alam ibu pertiwi aku hany bisa melihat dan menikmati kesahduan pagi. Bagi mereka yang memiliki rumah, mungkin itu adalah hal indah ketika memulai aktivitas. aku hanya bisa membayangkan saja, bagi seorang pengembara hanya bisa menikmati hutan dan kerasnya alam, menikmati hujan yang merindukan bumi. Berjalan dan terus berjalan ditengah padang bunga nan indah. Hari ini juga begitu, melanjutkan kembali perjalananku yang entah sampai kapan akan terhenti. pagi ini setelah membereskan peralatanku, aku kembali melanjutkan perjalanan panjang untuk berjumpa dengan kota selajutnya. Aku hanya bosan, tak ada yang bisa membayangkan perjalanan sendiri tanpa tujuan yang jelas. Fajar kali ini pun sangat indah, aku lalui jalan setapak ini dengan beberapa kebosanan yang selalu dan selalu aku rasakan. Tiap hutan, lembah, atau sungai mereka punya ceritanya masing-masing. Menjebak pengelana untuk tetap disana sampai akhirnya dia menyatu dengan semesta. Banyak sekali yang aku temukan, mulai dari perkampungan yang mati, para pertapa gila yang mencari kesaktian, nyanyian para dewi kayangan, sampai tangisan dari arwah pendendam. Tidak hanya itu, terkadang yang mereka anggap dewa pun datang dibekas kuil tua yang tak berpenghuni. Berjalan dan terkadang sesekali tertawa melihat tempat yang dulunya ramai kini hanya menjadi tempat tak bertuan. Sungguh alam punya cerita disetiap tempatnya, tak ada yang bisa menebak atau menahan betapa gilanya alam ketika bertidak.

Siang ini pun aku belum menemui tanda-tanda dari kota, hanya ada hutan tak bersekat. Hewan yang berlalu lalalng menemani perjalanan kali ini, ada kawanan rusa, kijang, kerbau, serta raja rimba yang berpatroli didaerah kekuasaannya. Tepat di antara 2 pohon tua aku melepaskan penat dari setiap inci otot tubuhku. Aku membuka bekal yang tekah aku siapkan malam itu, bekal seadanya tapi berarti bagi sang tuan ditubuhku. ketika keasyikan memakan bekalku,terdengah suara rintihan meminta pertolongan. Aku tak tau apakah itu manusia atupun makhluk lain yang sedang terjebak, aku hanya bisa memastikan dimana suara itu berasal. Aku bereskan bekalku, kemudian berjalan menuju kearah suara itu berasal. Kemudian apa yang aku dapati, sebuah pemandangan yang tak biasanya.Entah itu hewan sucikah, ibliskah, atau hewan raksasa tapi sosok itu pasti membuat siapapun yang melihat membatu ditempat dimana ia berdiri.Mungkin bentuknya seperti burung elang, dengan ukuran tubuhyang sangat tidak normal. Ukuran tubuh dengan panjang sekitarn 10 meter dan lebarnya sekitar 7 meter sedang tergeletak di lantai hutan. Apalagi dengan paruh dan cakar runcing berwarna hitam mengkilap. Antara rasa ragu , aku memberanikan diri mendekatinya. Sekitaran 3 meter , dia menoleh dan menatapku. Bola mata yang besar mengkilap bagaikan cermin raksasa mengamati pergerakanku. Aku hanya bisa menatap balik, membuat dia tidak menganggapku sebagai ancaman.aku dekati lebih dekat dan mulai melihat lukanya. Terdapat luka sayatan yang tidak terlalu besar tapi cukup banyak. Aku mencari tumbuhan obat,lalu menumbuknya dan membaluri keluka yang diderita makhluk tersebut. Aku memutuskan untuk menetap sampai dia benar-benar sembuh. Pada awalnya memang dia sedikit tidak suka dengan kehadiranku, apalagi ketika dia mulai berada di posisi siaga. Tersenyum dan bersabar menjadi pilihan terbaik untuk mengurusi sikapnya tersebut. ini akan terasa sangat lama pikirku sembari tersenyum sendiri.

Sudah hampir sebulan aku merawatnya, dan lukanya mulai membaik. Aku merasa lega, perjuanganku tidak sia-sia. Mulai dari merawat lukanya, mencarikan dia makan , sampai dia merasa nyaman di dekatku. Ini merupakan sensasi kebahagian tersendiri ketika dijalani, mendapatkan seorang teman walaupun bukan manusia. Kini merupakan perpisahanku dengannya, ketika dia sudah mendingan dari sebelum bertemu. Aku akan melanjutkan perjalan sepiku lagi. Aku hanya menatapnya, meletakkan tangan ku kedahinya, sambil tersenyum. Sepertinya merasakan perasaanku, dia mulai mengeluarkan air matanya. ternyata makhluk seperti dia bisa menangis juga. Sebelum aku pergi dia tiba-tiba bersuara. Bulu kudukku mulai berdiri, keringatku mulai bercucuran. Siapa yang tidak  merasa takut ketika hal yang diluar nalar terjadi,walaupun pengelana sepertiku yang sudah lama berurusan dengan hal seperti itu.
" terima kasih temanku, kau tak usah takut. Pada awalnya aku memang tidak ingin berbicara sepert ini kepadamu, namun setelah apa yang kau lakukan untukku mungkin tak ada salahnya aku berbicara kepadamu. Aku memang tak bisa mempercayai manusia, mereka terkadang selalu saja memburuku. Mengendalikanku dengan caranya. Hasrat hitam mereka yang terkadang membuatku membenci dan tidak ingin berurusan dengan mereka. Namun sepertinya kau orang yang berbeda, jiwamu sangat nyaman dan penuh dengan kedamaian. mungkin aku tak dapat memberimu apa-apa, namun ambilah ini temanku"
"apa ini? mengapa kau memberikannya kepadaku? aku tak butuh imbalan apapun, aku melakukannya karena aku suka. Bertemu dengan mu saja sudah membuatku senang." kataku kebingungan.
" Tak apa temanku, aku tahu kamu memang seperti itu. Namun ambilah ini, mungkin bisa berguna suatu saat nanti. Aku yakin kamu orang yang tepat untuk barang ini."
" Baiklah aku akan mengambilnya, tapi kalau boleh tau siapakah namamu teman?"
" Nara, itu namaku teman. Bila suatu saat kau membutuhkanku panggil saja namaku. Aku akan menemui."
"Baiklah nara, mungkin ini perpisahan kita. semoga saja kita dapat dipertemukan takdir untuk bertemu kembali".

Aku memeluknya, kemudian berbalik badan lalu melanjutkan langkahku untuk kekota. Ketika aku meninggalkannya ada perasaan aneh yang muncul. Aku kemudian menuntaskan rasa penasaranku dan berbalik menuju kearahnya. Namun apa yang terjadi, dia menghilang tanpa jejak. Suara kepakan sayapnya pun tidak terdengar. Aku hanya mematung lalu melanjutkan perjalananku. Mungkin ini sebuah rahasia yang tak akanku ceritakan kepada siapapun.

Setengah hari perjelanan, aku menemukan kuil kecil yang sudah tidak digunakan. Aku beristirahat disana melepaskan penatku. Bangunannya sangat khas sekali, dengan tempat yang sangat indah. Tempat terbaik untuk memanjatkan doa dan mencoba menyatu dengan semesta. Aku merebahkan badanku di sebuah pohon rindang yang indah. Pohon dengan bunga merah muda, yang menarik siapapun untuk datang dan berdiam disana. Tak berapa lama rasa kantukku muncul dan akhirnya aku tertidur. entah berapa lama aku tertidur, aku tidak tau. Ketika bangun suasana pagi yang kurasakan, seperti biasanya. kala itu terasa dingin, membuat tulangku bernyanyi. kabut yang menutupi membuat jiwa tenang. Di balik tebalnya kabut, ada sosok yang terlihat samar. Berdiri memandangi lembah dan hutan yang ada. Aku pun mencoba menuju kearahnya, sosok itu ternyata seorang gadis. Gadis yang sangat cantik, dengan wajah seperti dewi kayangan, mata indah bak bulan purnama, senyum indah dengan bibir merah  merona. Siapapun yang melihatnya pasti akan memuji kecantikannya yang luarbisa. Tepat di bawah rindang itu, mata berbalas dengan mata. Suasana menjadi hening, waktu terasa sangat terhenti. Seolah-olah menjebakku dengannya, mengikatku dengan pesonanya. Dia hanya tersenyum kepadaku, menatapku dengan mata indahnya. Oh tuhan , semua terasa seperti mimpi.

Dia hanya melihatku, tak curiga dan menganggapku seperti orang jahat. Aku mendekatinya dan mengajaknya memulai obrolan. aku rasa , aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Pikiranku pun tak memikirkan apa-apa, menganggap dia bukan manusia pun tak ada. Aku tak memperdulikan apapun, hanya ada perasaan yang membimbingku untuk kesana untuk menemuinya. Kami mengobrol panjang lebar soal semua hal, tanpa terasa sang fajar sudah berada di sepertiga langit. Kemudian aku bertanya dia ada disini. Dia menjawab alasannya, dan ada satu hal yang membuatku merasa bingung. Dia sendiri menatapku seakan kita pernah bertemu ataupun bersama. Soal perasaan yang terasa pun juga sama, ada perasaan nyaman ketika bersamanya.

" kau tau alasanku disini, menunggumu untuk datang ketempat ini. ketika kau ucapkan janji dibawah pohon sakura ini. Ketika nafas dan jiwa mulai terpisah, aku tau kita akan bertemu kembali. Menunggu disini selama ratusan tahun tak membuatku bosan. Ada rindu yang ingin berpulang kepadamu, ada resah yang menunggu untuk kau jemput."

"Rindu pun aku tak tau, namun kenapa kau menungguku? bertemu saja kita baru pertama.Aku hanya seorang pengembara yang kehilangan rumah. berkelana hanya untuk menuntaskan perasaanku. mengenal arti rumah yang dulu telah hilang dalam hidupku. kini kau bilang dikau menungguku puan? jangan buat aku menjadi bingung puan.'' kataku bingung.

"tak usah kau pikirkan, suatu saat kau akan menemukan jawaban tentang pertemuan ini. Aku tau bahwa kau akan kembali kesini, untuk menjemput rasaku kepadamu. walaupun kau orang yang berbeda, jiwa tetaplah dia yang ku kenal dan yang kucinta. Suatu saat nanti kita akan bertemu lagi, untuk menuntaskan janji yang pernah kita buat disini. semoga dewa mengabulkan permintaanku. terima kasih kau telah menemuiku, sekarang resahku telah usai. rindu ini biarkankan waktu yang memulangkan kepadamu."

Tanpa sadar dia mengecup pipiku, semuanya hening seketika. Wajahnya yang terlihat bahagia , membuat air mataku menetes seketika. ada perasaan yang muncul, namun aku tak tau apa. dia hanya tersenyum dan kemudian menghilang seketika. Bersamaan dengan kabut yang mulai lenyap. Kini kembali seperti semula, kuil tak dan pepohonan, aku rasa mungkin ada suatu jawaban yang harusku cari.
Aku melanjutkan pejalananku kekota, dia memberitahuku letak kota terdekat berada. Aku hanya ingin mencari jawaban yang dia katakan. Kini terselip sebuah perasaan rindu yang mulai menguasai jiwaki. pertemuan itu membuatku ingin mencari tahu tentang dia.

sore hari, aku tiba dikota itu. kota yang lumayan besar dengan penduduk yang ramai memberesi barang dagangannya. aku mencari penginapan dan bertanya kepada penduduk dimana kui terdekat berada. mereka menunjukkan arahnya kepadaku. Sampai dikuil itu aku merasa terkejut, bangunan itu terasa tak asing bagiku. setiap detilnya aku tau dan paham, ketika berada didalam pun tak ada yang berubah. dan yang membuatku terkejut dia yang aku temui ternyata dewi yang dipuja. aku langsung syok dan langsung keluar. berteriak dengan menantang langit sambil meneriaki semesta, kenapa hidupku seperti ini.

Rabu, 18 April 2018

makna lagu Brick by boring brick - Paramore

selamat malam, kali saya akan membahas makna sebua lagu dari paramore, yaitu Brick by boring brick. lagu ini menurut saya sangat bagus, baik dari segi musik, lirik, maupun dari segi video klipnya. pada video klip menggambarkan makna yang terkandung dalam lagu tersebut. Video klipnya yang berbau nuansa fantasy sangat kental ketika menontonnya, namun saya tidak akan membahas tentang videonya. berikut lirik lagunya:

"She lives in a fairy tale
Somewhere too far for us to find
Forgotten the taste and smell
Of the world that she’s left behind
It’s all about the exposure the lens I told her
The angles were all wrong now
She’s ripping wings off of butterflies

Keep your feet on the ground
When your head’s in the clouds
Well go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
Go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
Ba da ba ba da ba ba ha

So one day he found her crying
Coiled up on the dirty ground
Her prince finally came to save her
And the rest you can figure out
But it was a trick
And the clock struck twelve
Well make sure to build your house brick by boring brick
Or the wolf’s gonna blow it down

Keep your feet on the ground
When your head’s in the clouds
Well go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
Go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
We’ll bury the castle, bury the castle

Well you built up a world of magic
Because your real life is tragic
Yeah you built up a world of magic
If it’s not real
You can’t hold it in your hand
You can’t feel it with your heart
And I won’t believe it
But if it’s true
You can see it with your eyes
Oh, even in the dark
And that’s where I want to be, yeah

Go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
Go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle

Ba da ba ba da ba ba da
Ba da ba ba ba da ba ba
Ba da ba ba da ba ba da
Ba da ba ba ba ba ba ba"

Pada lagu ini judulnya memang sedikit asing dari kebanyakan lagu paramore pada umumunya , namun tanpa disadari memiliki maknanya bagus. Liriknya menceritakan tentang seseorang, entah itu dia ataupun orang lain yang mencoba lari dari kenyataan ketika dia merasa ada yang salah dengan kehidupannya. Dia mendapatkan tekanan , depresi, kekecewaan, dan merasa hidupnya tragis. Dia hanya  ingin merasakan ketenangan, mencoba membayangkan tentang indahnya alam imajinasi. Dia tak menyadari bahwa imajinasi juga tak selamanya indah. semuanya juga akan berbalik, hal yang indah terkadang belum tentu indah. Semua harusnya dihadapi, namun bila kau mempercayai suatu hal maka kau harus rasakan , buktikan, dan kau yakini bila kau anggap benar.  semuanya memiliki kepahitan tersendiri, dia merasa hidupnya tragis namun belum tentu begitu. semuanya hanya tergantung sudut pandang mana yang dia pakai.
menurut saya begitulah makna yang saya rasakan ketika mendengarkan lagu tersebut. Setiap pemaknaan tergantung dari orang yang mendengar dan merasakan perasaan apa yang tergambar di dirinya.