ada rindu yang terselip dalam kicauan tinta
menggambarkan alunan indah setiap kali ku baca
antara senja yang mengikat hati, antara pagi yang melepas jiwa ke lain hari
tersirat beberapa kisah, yang terpendam didalam riaknya lautan senja
dan lalu, rasa ini memulangkan kata kepada dikau
yang tak lebih menjadi penghuni lama sisi diri
memulangkan rasa nostalgia kita
disetiap sisi kota, aku tak lupa semerbak harum bunga yang dikau puja puan
jangan lagi, hanya kata ini dan ini lagi
memenjarakan daku, engkau pun begitu jua puan
aku rasa, cerita senja tak memainkan memori begitu saja
sementara, ku ingin meringkuk diam diantara senyapnya ladang padi
oh senja, bisakah kau lihat kesana
ada kebebasan didalam diri seorang penjual bunga
menikmati aroma demi aroma, melepaskan beribu juta sumpah
bila dunia hanya memusingkan ia yang terluka
lihatlah rindu, ada purnama yang menari bebas
ada ribuan angan yang melambung disana
dan mars, bolehkah kau rajut sebuah jubah indah?
yang menghiasi konstelasi langit malam ini
senandungun sadar, kabut rindu tak lebih dari sebuah racun
mempengaruhi, membuat pusat diri menjadi kaku
antara sadar atau tidak, aku hanya ingin terlelap puas
melepaskan penat jiwa, meregangkan setiap inci demi inci mimpi
kini dan nanti, aku hanya menunggu sedikit hujan
membasahi diri , terbalut kekalutan hati
menenggelamkan mata ini, dalamkosongnya emosi
ah terpenjara dalam sisi negatif ini memaksa diri terkunci
puan, rindu ini tak bertepi
disana dikau larungkan, disana jua kan daku dapati
sebuah perahu kertas, bertuliskan rasa
berbalaskan berjuta penyesalan jiwa
dan maya, semuanya menentang rasi bintang
terbentur akan harmoni dalam alunan gendang
melanglang pun tak menghenikan riak rindu
menambah sedikit demi sedikit, bahwa rindu hanya sebatas rindu
pena dan kertas, ku taruhkan rasa kepadamu
bertaruh diatas sebuah goresanmu
mencurahkan beberapa kiasan tentangmu
dan rindu, semakin memuncak diatas ambang pintu
oh puan, ada rindu yang ingin berpulang kepadamu
meminta untuk bertemu, mengalahkan kesakitan itu
mencoba menguasai pikiran, menguasai apa yang tak ingin dinanti
mungkin jua, setiap rindu ingin berpulang kepadamu
ya kepadamu yang jauh untuk ku sentuh
Taluk Kuantan, 10 januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar