kau datang diantara pekat sepi,,
mengutarakan nada dengan kata
mengutarakan rasa dengan cerita
pekat hitampun terasa seperti benalu
melangkahpun kau pun tak tau, merontapun jiwa yang bersimpuh
menanggung ribuan buih rindu yang menyatu dengan ragu
menyentak ironi dalam mimpi
menyentak nada, dan kau melukis luka
dan kau, seperti bunga ditengah ladang tandus
indah namun menyiksa karsa mata
menyeret pengelana yang terluka
memetik dan terluka oleh duri tajam yang mengoyak luka
entah berapa lama, senyawa itu menggelitikku
mengucap namamu di setiap tawa ataupun rindu
seperti hujan yang merindukan bumi, seperti bulan yang merindukan mentari
aku dan kau, semuanya terasa seperti nostalgia
dan bila kau datang, jangan kau bawa sebuah luka
jangan kau bawa sebuah tawa, jangan kau usik sebuah rindu yang terluka
biarkan dia, tertatih dan mati dalam imajinya
terbenam dalam sunyinya telaga kuasa
biarkan kebisingan menimbun rsa
menyembunyikanku dalam fatamorgana
biarkan setiap inci selku merekayasa
melupakan setiap sentuhan, melupakan setiap memori yang tertanam
kau, jangan kau datang
biarkan aku terlelap, jangan kau bangunkan jiwa renta
bila kau datang, bolehkah aku meminta?
titipkan jasadku rasaku kepada sang hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar